Friday 10 January 2014

Tata Surya

 Tata surya adalah sistem benda angkasa yang terdiri atas planet, komet, asteroid dan benda-benda langit lain dan matahari sebagai pusatnya.

A. Anggota Tata Surya
Tata surya terdiri atas :
          Planet
Planet ada 2 macam yaitu :
a.    Planet Luar : Terletak di luar sabuk asteroid ( dilihat dari matahari ) dan memiliki cincin yang tersusun dari debu dan gas beku.
       Planet luar berupa bola gas raksasa yang bagian intinya mungkin berbentuk padat.
b.    Planet Dalam : Tertelak antara matahari dan sabuk asteroid  dan bersifat padat dan berbatuan.

Berdasarkan urutan kedekatannya dengan matahari, planet ada 8 macam yaitu Merkurius, Nevus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
Planet beredar mengelilingi Matahari pada orbitnya / lintasannya, Johanes Kepler ( 1571 – 1630 ) menunjukkan gerak edar planet dalam tiga hukum gerak planet mengelilingi dikenal dengan Hukum  Kepler.

          Komet
Merupakan benda angkasa yang tersusun dari debu dangas beku seperti es dan mengelilingi matahari dalam orbit sangat lonjong dengan ekor selelu menjauhi matahari.
Berdasarkan pengamatan, komet selalu muncul secara periodik.

          Asteroid
Sabuk astroid terbentuk olehbenda-benda kecil semacam planet yang juga tersusun atas gas beku dan debu.

          Meteor
Merupakan benda-benda angkasa yang masuk dan bergesekan dengan atmosfer bumi sehingga menyala terang dan terlihat seperti bintang beralih. Umumnya meteor habis terbakar sebelum sampai ke permukaan bumi, namun ada meteor yang ukurannya sangat besar sehingga sampai di permukaan bumi, ini disebut meteorit.

          Satelit
Merupakan benda angkasa yang mengorbit atau bergerak mengitari benda langit yang lebih besar.
B. Teori Tentang Pusat Tata Surya
Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para ahli, di antaranya :
1. Hipotesis Nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.

2. Hipotesis Planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan matahari, pada masa awal pembentukan matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan matahari, dan bersama proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
3. Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.

4. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

5. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.

C. Galaksi
Galaksi adalah gugusan bintang-bintang, gas dan debu saling mengikat karena adanya gravitasi menyatu membentuk kelompok raksasa.
Di jagad raya terdapat banyak galaksi dan kita hidup di Galaksi Bima Sakti.

D. Rasi Bintang
             Rasi bintang adalah kelompok bintang jika dilihat dari bumi menghasilkan suatu bentuk tertentu.

No comments:

Post a Comment