A. Anggota Tata Surya
Tata
surya terdiri atas :
–
Planet
Planet
ada 2 macam yaitu :
a. Planet Luar :
Terletak di luar sabuk asteroid ( dilihat dari matahari ) dan memiliki cincin
yang tersusun dari debu dan gas beku.
Planet luar
berupa bola gas raksasa yang bagian intinya mungkin berbentuk padat.
b. Planet Dalam
: Tertelak antara matahari dan sabuk asteroid
dan bersifat padat dan berbatuan.
Berdasarkan
urutan kedekatannya dengan matahari, planet ada 8 macam yaitu Merkurius, Nevus,
Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
Planet
beredar mengelilingi Matahari pada orbitnya / lintasannya, Johanes Kepler (
1571 – 1630 ) menunjukkan gerak edar planet dalam tiga hukum gerak planet
mengelilingi dikenal dengan Hukum
Kepler.
–
Komet
Merupakan
benda angkasa yang tersusun dari debu dangas beku seperti es dan mengelilingi
matahari dalam orbit sangat lonjong dengan ekor selelu menjauhi matahari.
Berdasarkan
pengamatan, komet selalu muncul secara periodik.
–
Asteroid
Sabuk
astroid terbentuk olehbenda-benda kecil semacam planet yang juga tersusun atas
gas beku dan debu.
–
Meteor
Merupakan
benda-benda angkasa yang masuk dan bergesekan dengan atmosfer bumi sehingga
menyala terang dan terlihat seperti bintang beralih. Umumnya meteor habis
terbakar sebelum sampai ke permukaan bumi, namun ada meteor yang ukurannya
sangat besar sehingga sampai di permukaan bumi, ini disebut meteorit.
–
Satelit
Merupakan
benda angkasa yang mengorbit atau bergerak mengitari benda langit yang lebih
besar.
B. Teori Tentang Pusat Tata Surya
Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah
dikemukakan para ahli, di antaranya :
1. Hipotesis Nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel
Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804)
pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de
Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal
dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata
Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas
yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi
yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah
tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari).
Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin
gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas
tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam
dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar
dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.
2. Hipotesis
Planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas
C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal
mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang
lewat cukup dekat dengan matahari, pada masa awal pembentukan matahari.
Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan matahari, dan
bersama proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari matahari.
Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang
memanjang dari matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali,
sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi
benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang
besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu
dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi
komet dan asteroid.
3. Hipotesis Pasang
Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan
oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya
bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan
tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya
pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun
astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian
itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell
mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.
4. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom
Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis
kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang
berputar membentuk cakram raksasa.
5. Hipotesis Bintang
Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred
Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata
Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang
salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu
terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai
mengelilinginya.
C. Galaksi
Galaksi adalah gugusan
bintang-bintang, gas dan debu saling mengikat karena adanya gravitasi menyatu
membentuk kelompok raksasa.
Di
jagad raya terdapat banyak galaksi dan kita hidup di Galaksi Bima Sakti.
D. Rasi Bintang
Rasi bintang adalah kelompok bintang jika dilihat dari bumi
menghasilkan suatu bentuk tertentu.
No comments:
Post a Comment